Bicara soal radikalisme dan ekstrimisme yang kaitannya dengan agama Islam, rasanya terdengar seperti agama Islam itu berkonotasi negatif. Padahal sebaliknya, ini tentang sebuah kepercayaan, yang dianut oleh umat Muslim. Mengapa perbedaan pemahaman tentang umat Muslim, tentang perilaku kebiasaan, hukum maupun akhlak ini bisa terjadi.
Pernyataan tersebut disampaikan Koordinator Program IYLC 2018 Muhammad Zuhdi M.Ed saat membuka acara International Youth Leadership Camp 2018 di Villa Jambuluwuk, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Jumat (2/2/2018) malam.
Tapi lihat sekarang, lanjutnya, banyak orang mulai menaruh rasa hormat kepada para pemuluk agama Islam. Hal itu dimulai dari bagaimana cara umat muslim dan umat non-muslim menunjukan wajah Islam yang sesungguhnya.
“(Cara itu) tergantung bagaimana kita menunjukannya. Hal-hal yang baik tentang Islam saya rasa pantas untuk d disebarluaskan di sekitar kita. Minimal di kampus kita sendiri,” ungkapnya
Ia menambahkan, Islam berasal dari kata Salam yang artinya damai. Sifat damai ini, hanyalah langkah awal untuk mempromosikan gagasan-gagasan Islam tersebut kepada kaum muda muslim. Kaum muda harus komunikatif, pergunakan kemajuan teknologi seperti media sosial dengan sebaik-baiknya dan tampilkan secara unik dan menarik, tidak hanya dengan kata-kata yang membosankan. Dan hal itu sangat penting.
Dalam kesempatan itu, Zuhdi juga memberikan harapannya kepada para peserta IYLC 2018 ketika selesai program ini nanti. “Tujuan lain dari program ini untuk membahasa isu-isu besar seperti kekerasan, radikalisme, dan perdamaian. dan bagaimana pandangan dari kalian yang berbeda latar belakang kebangsaan. Kami ingin kalian saling berbagi pandangan. dan kami harap kalian mendapat pengalaman baru serta memahami apa yang kami sebut Islam moderat dan cara mencegah radikalisme,” tutupnya. (Kemal)