Bogor – Hutan selain bertugas menjadi paru-paru bumi dengan menghasilkan oksigen yang kita hirup, ternyata juga banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan untuk menjaga kesehatan tubuh. Banyaknya tumbuhan liar di hutan yang dapat dijadikan obat alami untuk penyakit yang ringan hingga yang berat menjadi alternatif utama untuk menghindari efek obat-obatan kimia dalam masa penyembuhan dan pengobatan.
Pada Selasa (29/10), 6 volunteer Social Trust Fund (STF) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang juga menjadi penerima beasiswa Prestasi, mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh The Duke of Edinburgh (DoE) Internasional Award Indonesia di Bumi Perkemahan Citamiang, KM 0 Ciliwung, Puncak, Bogor, Jawa Barat. Kegiatan yang bertujuan untuk mengenal alam lebih dekat dan bersosialisasi dengan berbagai komunitas sosial dan akademisi hingga perusahaan ini bertemakan Food from Forest: Learning Outside the Classroom for All.
Para peserta yang turut serta di kegiatan ini antara lain volunteer STF UIN jakarta, sahabat DoE Intaward Indonesia, Handai Tuli / Gerkatin Kepemudaan (Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia), IPMI International Business School, LMDH Puncak Lestari, Yayasan Puspita (Pesantren Inggris Gunung Geulis), Young Voice Indonesia, INAF (Indonesian Amputee Football), the Learning Farm, KDM (Kampus Diakoneia Modern) dan PT. ANJ (Austindo Nusantara Jaya) Tbk.
Setibanya di Bumi Perkemahan, para peserta memulai hiking menaiki bukit sembari mengenal tanaman-tanaman yang dilewati jalur hiking. Mulai dari tumbuhan Walangsangit, yang bisa dimakan sebagai lalapan, bermanfaat untuk menetralisir darah, menyembuhkan penyakit liver dan baik untuk penyembuhan penyakit dalam seperti penyembuhan setelah melahirkan, hingga daun Bolostrok/Gadibug/Sintrong yang bermanfaat untuk lambung, jantung, luka dalam dan penyubur rahim. Setidaknya, para peserta belajar 24 jenis tumbuhan hutan bisa dimakan dan bermanfaat untuk kesehatan.
Siang hari kegiatan diisi dengan demo masak dengan menggunakan bahan makanan yang didapat dari hutan oleh Chef Petty Elliot, pemenang juara ke 4 BBC Masterchef UK 2001. Chef Petty, yang datang dari UK, adalah salah satu Dewan Nasional the DOE International Award Indonesia. Dilanjut dengan makan siang bersama, para peserta disuguhkan dengan hidangan yang lezat dari alam.
Setelah makan bersama, kegiatan diisi presentasi dari PT. ANJ mengenai tanaman sagu di Papua. PT. ANJ bergerak di bidang produksi sagu di Indonesia. Lahan perkebunan sagunya ada di beberapa provinsi di Indonesia. Dijelaskan dalam presentasinya, manfaat sagu diantaranya baik sebagai alternatif makanan penderita diabetes. Sagu mampu menekan dan mengikat gula dalam tubuh agar tidak langsung menyebar ke jaringan tubuh dan mampu menghambat penumpukan gula dalam darah agar tidak membentuk kristal yang dapat menyebabkan kadar gula dalam darah naik.
Keseruan belajar diluar kelas ini semakin meningkat dengan belajar bahasa isyarat bersama anggota Gerkatin Pemuda. Siti Rodiah, wakil ketua Gerkatin, memimpin pembelajaran huruf alfabet dalam bahasa isyarat. Semua peserta belajar dengan antusias. Siti Rodiah juga menyampaikan bahwa bahasa isyarat di Indonesia ada sekitar 600 lebih, “setiap daerah memiliki kekhasan bahasa isyaratnya masing-masing, bahkan bisa berbeda meski hanya berbeda desa,” kata Siti dalam bahasa isyarat.
Di akhir acara semua peserta berfoto bersama. Diiringi hujan yang turun, para peserta kembali pulang ke Jakarta.
Acara Food From Forest ini menyisakan pembelajaran, kesan, motivasi dan pertemanan yang tidak terlupakan bagi para volunteer STF UIN Jakarta. Hasby, Mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Jakarta, volunteer sekaligus penerima Beasiswa Prestasi STF UIN Jakarta menyampaikan, “Saya senang sekali bisa mengikuti acara ini. Khususnya saat presentasi manfaat tumbuh-tumbuhan di hutan. Saya mencatat semua presentasi tumbuhannya, sangat bermanfaat.”
Nina Nurjanah, Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, volunteer sekaligus penerima Beasiswa STF UIN Jakarta mengatakan, “Kegiatan ini memberikan saya motivasi untuk semakin bersyukur dan peduli terhadap sesama. Hiking dan shalat bersama dengan teman-teman dari INAF sangat membuka hati dan pikiran saya untuk pantang menyerah, semakin semangat menjadi volunteer,” ujarnya.
Orang-orang volunteer, bekerja atas kemauan sendiri dengan ikhlas hati bekerja untuk orang lain dan yang terpenting mereka bekerja tidak dimotivasi oleh materi dan uang. Namun pada akhirnya kerja volunteering jika dilakukan dengan ikhlas akan membawa banyak kebaikan yang berlipat untuk si pelakunya. Kegiatan volunteering memang selalu dapat membahagiakan para pelakunya. (Febria)