Beranda Berita STF Gelar Seminar UMKM di Era Digital “Menakar Kesiapan UMKM dan Apa...

STF Gelar Seminar UMKM di Era Digital “Menakar Kesiapan UMKM dan Apa Peran Kita?”

520

Jakarta, STF News – Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta menggelar seminar UMKM di Era Digital dengan tema “Menakar Kesiapan UMKM dan Apa Peran Kita?” pada Rabu, 13 Desember 2023 di gedung pascasarjana FEB Kampus 1 UIN Jakarta. Kegiatan seminar tersebut dihadiri oleh mahasiswa dan para pelaku UMKM dari jabodetabek sebanyak 84 peserta offline dan 130 peserta hadir via zoom meeting.

Seminar dibuka dengan sambutan pertama oleh Dekan FEB, Prof. Dr. Ibnu Qizam, SE., M.Si., Ak., CA. dan keynote speech disampaikan oleh Menteri Koperasi dan UMKM Indonesia, Teten Masduki yang dalam hal ini hadir secara online. Dalam sambutannya Teten Masduki menyampaikan bahwa saat ini Indonesia sedang melakukan penyebaran internet ke seluruh wilayah agar merata dan semua masyarakat Indonesia dapat merasakan serta memanfaatkan internet.

“Transformasi digital di Indonesia masih jomplang di berbagai bidang. Transformasi digital digunakan untuk memanfaatkan produktivitas. Dalam perkembangannya, UMKM tidak hanya menjual produk lokal tetapi ada juga yang menjual produk dari luar negeri. Inilah yang menjadi tantangan bagi pemerintah. Lebih dari itu bahwa platform digital yang saat ini berkembang adalah suatu wahana, bukan tentang offline maupun online. Akan tetapi bagaimana kita mampu melakukan daya saing baik di wahana online maupun offline,” kata Teten Masduki.

Menurut Teten Masduki tantangan kita saat ini adalah pada bagaimana transformasi digital mampu bersifat kompetitif. Indonesia saat ini sedang melakukan 3 penataan ulang yaitu evaluasi untuk hal pengaturan teknologi digital, mengatur arus masuk barang impor di pasar online dan memastikan mematuhi regulasi seperti dokumen impor untuk menghindari hal-hal yang bersifat ilegal serta setiap produk yang dijual online harus memenuhi syarat dengan mengurus izin edar.

Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk melindungi produk dalam negeri. Selain itu, pemerintah juga perlu menyiapkan produk dalam negeri yang mampu bersaing di dalam transformasi digital.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh para narasumber. Direktur dari Dompet Dhuafa, Bambang Suherman menjadi narasumber pertama yang menyampaikan materi. Beliau menjelaskan salah satu program dari Dompet Dhuafa yaitu smart farming yang masuk dalam skema otomatisasi.

Smart farming yaitu platform untuk mengontrol kadar suhu, kadar air, tingkat kekeringan, tingkat kebutuhan atas pupuk. Platform smart farming membuat petani bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar, lebih efektif, dan efisien. Hal ini karena smart farming menggunakan sistem green house yang ketika diaplikasikan ternyata mendapat tingkat keberhasilan 99% dibanding dengan pola tanam lahan terbuka yang hanya mendapatkan tingkat keberhasilan 77% dari hasil panen.

“Salah satu contoh di desa yang sebelumnya menanam menggunakan lahan terbuka mendapatkan keuntungan 1,5 juta per kepala keluarga dan pada saat ini tahun ketiga dengan memanfaatkan greenhouse menjadi 5-7 juta per kepala keluarga,” ungkap Bambang Suherman.

Selanjutnya Prof. Amelia Fauzia, MA., Ph. D selaku Direktur STF UIN Jakarta menjadi narasumber yang kedua. Dalam penyampaian materinya Prof. Amelia menjelaskan bahwa kendala utama perkembangan ekonomi adalah terletak pada transportasi dan fasilitas. Selain itu, perlu adanya peran dari pemerintah yang memberikan jaringan 4G di seluruh wilayah dan sebagai masyarakat juga perlu mendukungnya.

“Berikan dukungan pada pemerintah yang ingin memberikan fasilitas baru,” kata Prof. Amelia.

Kemudian dilanjutkan pada materi berikutnya oleh COO MarkPlus Institute, Ardhi Ridwansyah. Ia menyampaikan materi mengenai peluang kolaborasi pelaku UMKM di era digital. Cara pertama untuk membangun bisnis yaitu mencari pelanggan baru dan merawat pelanggan lama. Oleh karena itu, penting sekali bagi pebisnis untuk mempunyai brand.

Sementara itu, Henry Hidayat dari UMKM Imago Raw Honey yang juga menjadi narasumber dalam agenda tersebut membagikan pengalamannya mulai dari launching pada Maret 2019, mendaftar Tokopedia pada 2020 hingga mengurus izin edar dengan daftar BPOM dan halal pada usahanya yang bergerak pada sektor kesehatan yang ia beri nama ‘’Imago raw Honey’’.

Lalu narasumber terakhir, Ria Prawita Sari dari UMKM Ageman Eco Print. Ia menceritakan perjalanan brand Ageman tentang teknik pewarnaan kain dengan ecoprint. Melalui ecoprint mengajak masyarakat sekitar untuk membuat pewarnaan atau memberi corak pada kain menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan limbahnya tidak mencemari lingkungan. Kemudian Ria mengungkapkan pada bagian desain pakaian ia bekerjasama dengan teman yang mahir dalam desain 3d lalu dijahit ke penjahit. Ia juga menjelaskan bahwa limbah produksi dari Ageman Eco Print dapat diolah menjadi pupuk. Penjualan produk ecoprint ia membedakan target pasar untuk produknya, aplikasi yang ia gunakan untuk menjual produk dengan harga terjangkau di Shopee dan Tokopedia, sedangkan untuk produk dengan harga yang lebih mahal melalui aplikasi Amazon dan lainnya.

Penulis : Farah Yuniar & Ayda Nur Safitri/ Volunteer STF UIN Jakarta

TIDAK ADA KOMENTAR