Di tengah keprihatinan Pandemi virus Corona atau Covid19 melanda dunia, termasuk Indonesia, buku ini kami terbitkan. Pertama, buku ini memang sudah direncanakan sejak awal Januari 2020, sebelum pandemi melanda di negeri kita. Kedua, terbitnya buku ini memperlihatkan bahwa kita masih bisa produktif bekerja walaupun #dirumahaja, mengikuti anjuran social distancing dan mentaati aturan pemerintah mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memutus penyebaaran virus. Ketiga, wabah ini justru menjadi penyemangat bagi kami untuk terus menerbitkan buku karena fenomena filantropi semakin nyata terlihat. Aksi kedermawanan, filantropi muncul secara masif, baik dari individu, organisasi, lembaga bergerak membantu puluhan ribu korban pandemi dan jutaan orang yang terdampak secara langsung dan tidak langsung akibat pandemi COVID-19.
Kami bersyukur buku ini bisa terbit disela-sela kesibukan pegiat Social Trust Fund UIN Jakarta membantu 1000-an mahasiswa yang terdampak pandemi Covid19. Mahasiswa milenial yang terdampak ini tidak patah semangat, bahkan sebagian mereka ikut turun juga bekerja sebagai volunteer di STF UIN Jakarta membantu yang lainnya. Itulah semangat kedermawanan. Seperti halnya yang disebutkan di buku ini bahwa karitas jangka pendek (seperti bantuan makanan matang) dan filantropi jangka panjang (seperti beasiswa pendidikan, advokasi kebijakan) itu saling mengisi, itu yang terjadi di STF UIN Jakarta. Kami berupaya membantu menyediakan makanan siap saji (matang) dan sembako kepada mahasiswa rantau baik dari Indonesia maupun internasional yang terdampak, dan juga mengupayakan beasiswa pendidikan dan advokasi serta riset yang berdampak jangka panjang. Semoga aksi dan buku ini menjadi pembelajaran bagi para milenial mengenai filantropi dan filantropi berkeadilan sosial.
Perlu diketahui bahwa buku ini merupakan sebuah bagian dari proyek bernama “Making Philanthropy Works”. Atas dukungan Alumni Grant Scheme, Australia Awards Indonesia, proyek ini berharap agar para pemuda Indonesia dapat memahami konsep-konsep filantropi. Alasannya sederhana. Walau masyarakat kita senang berderma, namun filantropi belum terlihat menggerakan perubahan besar yang dapat mengurangi kemiskinan dan problem sosial. Filantropi masyarakat Muslim pun sangat potensial. Dengan donasi zakat dan sedekah sebesar sekitar 30 triliun rupiah dalam setahun (lihat infografis no 7), hanya sekitar 6 triliun saja yang disalurkan dan dikelola oleh lembaga filantropi. Mayoritas derma dikelola tidak oleh lembaga filantropi. Oleh karena itu, melalui proyek ini kami berikhtiar supaya generasi milenial lebih memahami filantropi sehingga mendorong pengarusutamaan filantropi dibanding karitas jangka pendek, dan pengarusutamaan praktik filantropi yang berkeadilan sosial.
Akhirulkalam, buku ini kami persembahkan kepada pada volunteer yang bekerja tak kenal lelah dan jiwa yang besar dari donatur atas dukungan-dukungannya baik dana, sembako, barang, dan dukungan moril.