Kembali melonjaknya COVID-19 mengakibatkan sejumlah rumah sakit mengalami kepenuhan. Para ahli menyarankan pasien positif dengan gejala ringan dan sedang untuk menjalankan isolasi mandiri. Isolasi mandiri dilakukan selama 14 hari. Jika gejala semakin parah maka segera dibawa ke rumah sakit terdekat.
Tercatat hingga hari ini kasus penularan COVID-19 kembali molanjak hingga akhirnya pemerintah resmi menerapkan PPKM darurat Jawa-Bali. COVID-19 semakin ganas dikarenakan hadirnya varian Delta yang berasal dari India. Varian baru ini menimbulkan gejala yang jauh lebih parah dibandingkan varian sebelumnya. Ini tentu ancaman nyata bagi kita semua, apalagi masih maraknya masyarakat Indonesia yang tidak disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
Lonjakan ini membuat sejumlah rumah sakit mengalami kepenuhan, para ahli menyarankan bagi pasien yang dinyatakan positif COVID-19 dengan gejala ringan dan sedang lebih baik menjalankan isolasi mandiri di rumah atau di tempat yang telah disediakan.
Eittts, ternyata isoman tidak hanya diperuntukan bagi orang yang sudah terkonfirmasi positif saja lho. Saat kita melakukan kontak erat dengan pasien positif COVID-19, meskipun hasil PCR kita negatif, kita tetap dianjurkan untuk melakukan isoman. Dan setelah berpergian ke zona merah, juga dianjurkan untuk melakukan isoman.
Apa saja panduan aman saat isoman ? Berikut panduannya :
- Tidur terpisah
Pisah kamar dari anggota keluarga lainnya, jika tidak memungkinkan, tidur di Kasur berbeda dengan jarak lebih dari satu meter.
- Sirkulasi
Pilih kamar yang memiliki jendela langsung keluar sehingga sirkulasi udara lancar. Buka jendela kamar setiap pagi hari dan sore hari.
- Masker
Selalu gunakan masker, terutama saat terpaksa berada satu ruangan dengan anggota keluarga lain.
- Kamar mandi terpisah
Jangan gunakan kamar mandi yang sama dengan anggota keluarga lain. Jika terpaksa harus menggunakan kamar mandi yang sama, berikan jeda 30 menit sampai 1 jam.
- Tidak makan bersama
Berpotensi terjadi penularan karna percikan droplet tak tertahan oleh masker, oleh karena itu sebaiknya makan di ruangan sendiri, tidak bercampur dengan anggota keluarga yang lain.
- Rutin disinfektan
Perhatikan benda yang sering disentuh, seperti gagang pintu, permukaan meja, pintu kulkas, jendela, dan lain-lain. Disinfektan benda-benda tersebut untuk mencegah droplet.
Itulah beberapa panduan aman saat menjalani isolasi mandiri di rumah. Tetap pantau kesehatan secara berkala dengan cara gunakan jurnal untuk mencatat perubahan kondisi badan dari hari ke hari dan gunakan oxymeter secara berkala untuk menghitung kadar oksigen. Idealnya isolasi mandiri dilakukan selama 14 hari. Setelah 14 hari, pastikan untuk kontrol kembali ke Puskesmas ataupun tenaga medis yang menangani. Jika selama masa isolasi mandiri kondisi pasien semakin memburuk, segera bawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penolongan pertama.
Penulis : Yurini Nabilla (Volunteer STF UIN)
Editor : Agitsna Renantera Misbah (DEMA FK UIN)
Sumber: