Pandemi Covid-19 sudah berlangsung lebih dari satu tahun dan belum ada tanda-tanda akan usai dalam waktu dekat. Meskipun sudah ada indikasi di beberapa negara lain yang telah memperlonggar aturan protokol kesehatan dan kesiapan menyambut normal baru dengan asumsi telah terbentuknya kekebalan kelompok atau herd immunity. Hal ini dapat dilihat dari penyelenggaraan turnamen akbar EURO 2020, dimana kelonggaran untuk berkerumun, menjaga jarak dan tidak memakai masker sudah dapat dilakukan oleh warga Uni Eropa demi kepentingan menonton pertandingan sepakbola terbesar di Benua Eropa tersebut. Contohnya pada pertandingan grup F Euro 2020, di stadion Puskas Arena, Budapest, Hungaria, dimana pendukung kedua kesebelasan yang bertanding diperbolehkan mengisi secara penuh stadion yang berkapasitas sekitar 60.000 penonton tanpa melakukan protokol kesehatan. Selain itu, baru-baru ini, Singapura juga merilis video kampanye normal baru di Singapura yang banyak membuat iri masyarakat Indonesia, dimana di negara singa tersebut telah tercermin adanya kelonggaran dengan mekanisme yang tertata serta kesiapan untuk hidup bersama virus Covid-19.
Jawaban dari kelonggaran protokol kesehatan dan kesiapan hidup bersama virus Covid-19 itu dapat dimengerti dengan dua hal. Kepatuhan masyarakat negara tersebut terhadap protokol kesehatan dan kebijakan yang tepat dari pemerintah negara tersebut yang didukung kesadaran masyarakatnya. Salah satu bentuk kebijakan dan kesadaran masyarakat tersebut adalah program vaksinasi yang dilakukan secara masif di setiap negara hingga mendekati angka 70% dari total populasi. Vaksinasi diketahui sebagai satu-satunya cara agar masyarakat terbebas dari Covid-19 dan bisa hidup berdampingan dengannya sementara ini, meskipun juga diketahui nilai efektivitasnya belum mencapai 100%. Paling tidak, vaksin yang telah disuntikkan akan mampu mengurangi gejala dan kemungkinan efek yang fatal setelah terinfeksi virus Covid-19. Program vaksinasi ini tentunya harus dilakukan secara kolektif oleh setiap masyarakat tanpa terkecuali, khususnya bagi mereka yang bagi mereka yang belum pernah terpapar virus ini, tidak memiliki alergi atau riwayat penyakit tertentu yang tidak memungkinkan divaksinasi, agar tercapai tujuan pembentukan herd immunity tersebut. Beruntung, bahwa ragam merek dan jenis vaksin telah berhasil dikembangkan oleh beberapa perusahaan atau lembaga dengan dukungan kuat pemerintah terkait, sehingga hal ini diharapkan menjadi jawaban sekaligus memberikan harapan terhadap penyelesaian krisis global pandemi Covid-19.
Oleh karena pentingnya program vaksinasi tersebut, banyak hal yang perlu diketahui secara lebih luas terkait fakta-fakta dan kebaruan informasi perihal vaksin Covid-19, terlebih kondisi Indonesia sedang dalam masa krisis dari akhir Juni hingga saat ini akibat kenaikan jumlah infeksi dan kasus kematian akibat Covid-19. Vaksin Covid-19 sendiri memiliki enam ragam merek yang sudah mendapatkan lisensi World Health Organization (WHO) untuk digunakan oleh penduduk dunia. Varian merek vaksin tersebut adalah: Pfizer, Sinovac, Moderna, Johnson & Johnson’s Janssen, Astrazeneca, dan Shinoparm. Sedangkan di Indonesia, vaksin yang akan digunakan yaitu vaksin buatan PT Bio Farma, Astrazeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan Sinovac. Sementara ini, yang sudah tersedia secara luas di Indonesia yaitu adalah Sinovac, Astrazeneca, Sinopharm dan Moderna. Jenis vaksin sendiri diketahui ada empat, yaitu whole virus (inactivated virus dan live attenuated), protein subunit, nucleic acid, dan viral vector.
Baca juga: Manajemen dan Staf STF UIN Jakarta Telah Mendapatkan Vaksin Covid-19 Sejak Maret Lalu
Berikut merupakan ragam merek vaksin Covid-19 yang telah berhasil dikembangkan dan diproduksi oleh berbagai perusahaan, lembaga dan pemerintah berbagai negara di dunia. Beberapa vaksin secara resmi akan digunakan di Indonesia, sedangkan yang lain seperti Novavax, Sputnik V, Cansino, Bharat dan Abdala & Soberana II belum diketahui secara resmi apakah akan digunakan juga di Indonesia mengingat kelimanya belum memperoleh persetujuan resmi dari World Health Organization (WHO). Berikut beberapa merek vaksin beserta beberapa detil informasi terkait, seperti nilai efektivitas, ketentuan penggunaan dan batas usia penggunaan.
- Pfizer
Pfizer merupakan vaksin pertama di dunia yang dapat digunakan secara luas oleh masyarakat dunia. Vaksin ini merupakan jenis vaksin mRNA atau yang menggunakan materi genetik dari virus itu sendiri. Vaksin ini merupakan hasil kolaborasi sebuah perusahaan bio technology dari Jerman dengan BioNTech dan perusahaan farmasi dari Amerika Serikat. Pfizer disebut memiliki efikasi hingga 95% dengan syarat dua kali proses vaksinasi dalam kurun waktu 21-28 hari. Sedangkan untuk batas usia penggunaan, dilansir dari BBC, pemerintah kerajaan Inggris, Amerika Serikat dan beberapa pemerintah negara lainnya menggunakan batas usia minimal yaitu 12 atau 15 tahun. Sehingga dapat dimengerti bahwa kemungkinan besar remaja aman untuk menggunakan vaksin Pfizer meskipun diketahui belum ada rilis resmi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Dilansir dari biospace, hasil laboratorium menunjukkan vaksin Pfizer “cukup efektif” terhadap virus Covid-19 varian Inggris serta varian Afrika Selatan dan Amerika Latin. Lebih lanjut, data terbaru juga menunjukkan bahwa Pfizer “efektif” terhadap pasien rawat inap dari virus varian Delta, namun lebih banyak data diperlukan.
2. Sinovac
Sinovac merupakan vaksin buatan perusahaan China yang telah mendapatkan persetujuan oleh WHO pada 1 Juni 2021. Nama lain vaksin ini adalah CoronaVac. vaksin Sinovac dibuat dengan menggunakan teknologi inactivated virus atau virus yang tidak aktif lagi. Vaksin ini diketahui memiliki variasi nilai efikasi yang berbeda di setiap negara, dimana di Brazil nilai efikasinya hanya 50,4% sedangkan di Turki justru mencapai 91,25%. Di Indonesia sendiri vaksin ini memiliki nilai efikasi sekitar 65,3%. Sama dengan Pfizer, dosis yang diperuntukkan untuk menggunakan vaksin Sinovac adalah dua kali dosis dalam kurun satu bulan. Sedangkan untuk batas usia penggunaan, apakah vaksin ini aman untuk anak-anak, pemerintah Indonesia mendasarkan keputusannya dengan mengambil contoh pemerintah China yang memperbolehkan vaksin Sinovac untuk digunakan bagi seseorang dengan batas usia minimal 12 tahun. WHO sendiri belum mengambil kebijakan terkait penggunaan vaksin Sinovac bagi remaja atau anak-anak.
3. Moderna
Merek vaksin selanjutnya adalah moderna, yang merupakan vaksin buatan perusahaan Amerika Serikat dan disetujui WHO pada 30 April 2021. Sama dengan Pfizer, Moderna mengambil kode genetik virus (mRNA) sebagai bahan pembuatan vaksin. Vaksin Moderna sendiri memiliki efikasi sekitar 95% dengan dosis dua kali dalam 28 hari. Sedangkan untuk batas usia penggunaan, secara resmi Moderna baru mengajukan izin atas percobaan untuk dapat digunakan bagi individu berusia minimal 12 tahun, sama dengan batas minimal usia penggunaan vaksin Pfizer, namun belum mendapatkan persetujuan dari WHO atau otoritas Amerika Serikat. Sama dengan Pfizer, Sementara ini batas usia penggunaan Moderna adalah 18 tahun. Moderna juga diindikasikan memiliki efektifitas terhadap virus varian Inggris, Afrika Selatan dan India, tetapi banyak data masih diperlukan.
4. AstraZeneca
Astrazeneca pertama kali disetujui oleh WHO pada 15 Februari 2021 dan disebut memiliki efikasi sebesar 63 hingga 76 % terhadap Covid-19 dengan gejala dalam 90 hari pertama setelah vaksinasi. Vaksin ini diproduksi dan dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi dari Inggris dan Universitas Oxford. Vaksin ini adalah jenis vaksin vektor yang memanfaatkan Adenovirus simpanse (yang dilemahkan hingga tidak berbahaya), untuk mengirimkan protein lonjakan dari Covid-19 ke dalam sel manusia dan memicunya untuk membangun antibodi. Dosis penggunaan Astrazeneca adalah dua kali dalam 8-12 pekan atau ada yang menyebut dalam 28 hari. Batas usia minimal pengguna vaksin ini adalah 18 tahun, sehingga belum ada update apakah vaksin ini dapat digunakan bagi remaja usia 12-15 tahun. Salah satu studi menunjukkan bahwa vaksin ini memiliki efek yang kecil terhadap varian Afrika Selatan, namun diindikasikan efektif terhadap varian Inggris dan Brasil.
5. Janssen (Jhonson & Jhonson’s Janssen)
Janssen merupakan vaksin yang memiliki jenis yang sama dengan Astra Zeneca dan dikembangkan oleh Amerika Serikat. Nilai efikasi vaksin ini sekitar 66% dengan nilai percobaan tertinggi akan efikasi di Amerika Serikat mencapai 77%. Berbeda dengan vaksin lain pada umumnya, dosis yang diperuntukkan bagi penggunaan vaksin Janssen adalah satu kali dan dianggap telah sepenuhnya tervaksinasi setelah dua minggu disuntikkan. Batas usia penggunaan vaksin ini adalah individu usia 18 tahun dan belum ada kebaruan apakah dapat digunakan bagi remaja usia 12-15 tahun. Vaksin Janssen diindikasikan 100% efektif dalam mencegah rawat inap dan kematian bagi pasien positif Covid-19. Berdasarkan studi klinis di Afrika, Inggris dan Amerika Latin, terdapat bukti bahwa vaksin Janssen efektif terhadap varian-varian Covid-19, meskipun kurang efektif terhadap varian Afrika Selatan dan Amerika Latin.
6. Sinopharm
Vaksin Sinopharm merupakan vaksin yang dikembangan dan diproduksi lembaga farmasi pemerintah China dan mendapatkan persetujuan untuk digunakan oleh WHO pada 7 Mei 2021. Vaksin ini memiliki nilai efikasi hingga 79%. Vaksin Sinopharm memiliki ketentuan untuk dosisnya adalah sebanyak dua dosis, dengan jarak setiap dosis yang dianjurkan adalah 3-4 pekan. Batas usia minimal penggunaan vaksin ini adalah 18 tahun ke atas, dan belum ada kebaruan informasi apakah Sinopharm dapat digunakan bagi remaja di bawah 18 tahun. Vaksin ini belum banyak dilakukan pengujian dan data terkait terhadap varian-varian baru Covid-19.
7. Novavax
Pada 28 Januari 2021, Novavax mengumumkan bahwa vaksinnya, NVX-CoV2373, mencapai titik akhir primer dengan nilai efikasi 89,3% dalam uji coba fase ketiga di Inggris. Vaksin Novavax merupakan vaksin Covid-19 dengan jenis berbasis protein. Vaksin Novavax sendiri masih menunggu persetujuan resmi dari lembaga berwenang, termasuk badan makanan dan obat-obatan resmi pemerintah Amerika Serikat (FDA). Dosis penggunaan sama dengan vaksin lainnya secara umum, yaitu dua kali dalam kurun waktu sekitar tiga pekan. Vaksin ini telah diuji dan direkomendasikan bagi individu usia 18-24 tahun (dapat digunakan juga bagi usia diatasnya), namun belum ada kebaruan apakah dapat digunakan bagi individu di bawah 18 tahun. Vaksin ini dinilai efektif bagi virus Covid-19 varian Inggris dan Afrika Selatan.
8. Sputnik V
Sputnik V adalah vaksin dari Rusia yang berhasil dikembangkan oleh Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology. Vaksin ini mengambil nama pesawat ruang angkasa Uni Soviet dan memiliki nama lain yaitu Gam-Covid-Vac. Vaksin ini merupakan jenis vector vaccine atau vaksin yang menggunakan Adenovirus yang tidak aktif untuk mengantarkan lonjakan protein dari Covid-19 ke dalam sel tubuh kita, sehingga dapat memicu pembentukan antibodi. Vaksin ini diklaim memiliki nilai efikasi 92% hingga 96% dan telah mendapatkan persetujuan resmi dari pemerintah Rusia dan Filipina untuk digunakan, serta didistribusikan di beberapa negara. Dosis vaksin ini adalah dua kali sama dengan merek lain pada umumnya. Vaksin Sputnik V baru diuji bagi individu usia 18 tahun ke atas dan belum terdapat kebaruan apakah dapat digunakan bagi individu berusia di bawahnya. Pada bulan Mei 2021, peneliti dari Universitas Nasional Cordoba, Argentina, menunjukkan temuan bahwa vaksin Sputnik V dapat menetralisir varian Gamma. Sementara itu, pada 29 Juni 2021, direktur Institut Gamaleya, Denis Logunov, menyebut bahwa Sputnik V memiliki klaim nilai efikasi sekitar 90% terhadap varian Delta.
9. CanSino
CanSino merupakan vaksin lainnya yang berasal dari China, namun memiliki jenis yang berbeda dengan Sinovac dan Sinopharm, yaitu jenis vector vaccine. Vaksin ini merupakan hasil produksi perusahaan CanSino Biologics dan ilmuwan militer China. Vaksin CanSino memiliki merek dagang bernama Convidecia. Vaksin ini berbeda dengan vaksin pada umumnya, termasuk dengan dua vaksin dari China lainnya, dimana vaksin CanSino hanya memerlukan satu dosis penggunaan. Vaksin ini telah memiliki izin penggunaan darurat di pemerintah Mexico dan Hungaria. Vaksin ini diklaim memiliki nilai efikasi sebesar 65,7% dalam mencegah kasus infeksi dengan gejala serta 90,98% mencegah pasien terinfeksi menjadi lebih parah. Vaksin ini baru direkomendasikan bagi individu berusia 18 tahun ke atas dan belum ada banyak kebaruan perkembangan terkait aplikasinya bagi ragam varian virus Covid-19.
10. Bharat
Vaksin Bharat merupakan vaksin yang berasal dari India sesuai dengan namanya yaitu “Bharat”, yang merupakan nama lain India bagi warganya. Vaksin Bharat berhasil dikembangkan oleh lembaga virologi India dan disebut memiliki nilai efikasi 100% melawan beberapa jenis infeksi. Analisa sementara menunjukkan bahwa nilai efektivitas Vaksin Bharat adalah 78% terhadap infeksi Covid-19 dengan gejala ringan, sedang dan berat, dan memiliki efikasi sebesar 70% terhadap infeksi Covid-19 tanpa gejala. Dosis yang diperuntukkan bagi penggunaan vaksin ini adalah dua kali dengan kurun waktu 28 hari terpisah. Vaksin Bharat diharapkan akan mendapatkan persetujuan dari WHO pada kurun waktu bulan Juli hingga September. Sementara ini batas usia minimal pengguna vaksin ini masih sama dengan merek lain yaitu 18 tahun ke atas. Selain itu Vaksin Bharat disebut memiliki dampak menetralisir virus Covid-19 varian Inggris, namun belum ada banyak uji coba dan data lebih lanjut terkait varian lainnya.
11. Abdala and Soberana 2
Vaksin terakhir merupakan vaksin yang berasal dari negara yang tidak diduga yaitu Kuba dan dikembangkan oleh lembaga Pusat Rekayasa Genetika dan Bioteknologi Kuba. Bahkan Kuba dikabarkan akan segera memiliki lima merek vaksin virus Covid-19, dimana hal ini tentunya mengejutkan. Pemerintah Kuba sendiri mengklaim pada 22 Juni 2021, bahwa vaksin Abdalla memiliki efikasi hingga 92% jika tiga kali disuntikkan, dan 62% jika dua kali disuntikkan. Sedangkan untuk ragam informasi detil lain terkait vaksin ini belum banyak didapatkan, dimana untuk batas minimal usia individu yang direkomendasikan adalah usia 19-60 tahun.
Penulis : Muhammad Mishbakhudin – 5 Juli 2021 (Volunteer STF UIN Jakarta)
Editor : Agitsna Renantera Misbah (DEMA FK UIN Jakarta)
REFERENSI
https://www.yalemedicine.org/news/covid-19-vaccine-comparison
https://www.gavi.org/vaccineswork/there-are-four-types-covid-19-vaccines-heres-how-they-work
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/vaccines/recommendations/adolescents.html
https://www.washingtonpost.com/lifestyle/2021/06/11/covid-vaccine-children-faq/
https://www.bbc.com/news/health-57203521
https://corona.jakarta.go.id/en/artikel/kenalan-dengan-vaksin-vaksin-covid-19-yuk
SUMMARY:
- Kelonggaran protokol kesehatan dan kesiapan hidup berdampingan dengan virus Covid-19 hanya bisa terjadi setelah progam vaksinasi telah mencapai 70% dari populasi.
- Vaksinasi sementara ini diketahui sebagai salah satu opsi utama agar masyarakat terbebas dari Covid-19, meskipun juga diketahui nilai efikasinya belum mencapai 100%.
- Program vaksinasi harus dilakukan secara kolektif oleh setiap masyarakat tanpa terkecuali, khususnya bagi mereka yang tidak memiliki alergi atau riwayat penyakit tertentu yang tidak memungkinkan memperoleh vaksin.
- Vaksin Covid-19 sendiri memiliki enam ragam merek yang sudah mendapatkan persetujuan World Health Organization (WHO) untuk digunakan, yaitu Pfizer, Sinovac, Moderna, Johnson & Johnson’s Janssen, Astrazeneca, dan Sinopharm.
- Hanya empat merek vaksin yang tersedia sementara ini di Indonesia, yaitu Sinovac, Astrazeneca, Sinopharm dan Moderna.
- Pfizer diklaim memiliki nilai efikasi yang tinggi setelah dua kali penyuntikkan terhadap individu, yaitu sebesar 95%, sedangkan Sinovac memiliki nilai efikasi 65% di Indonesia.
- Vaksin yang telah disuntikkan dinilai mampu mengurangi gejala dan kemungkinan resiko fatal yang bisa terjadi setelah terinfeksi virus Covid-19.
- Pemerintah kerajaan Inggris, Amerika Serikat dan beberapa pemerintah negara lainnya telah memperbolehkan vaksin Pfizer untuk disuntikkan kepada remaja atau anak dengan batas usia minimal 12 atau 15 tahun.
- Pemerintah China juga telah memperbolehkan penggunaan vaksin Sinovac bagi remaja atau anak dengan batas usia minimal 12 tahun.
- Sehingga dapat dimengerti bahwa kemungkinan besar remaja atau anak aman untuk menggunakan vaksin Pfizer atau Sinovac, sesuai dengan instruksi pemerintah Indonesia, meskipun belum ada rilis resmi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).