Senyum sumringah terlihat di bibir Ahmad saat tangan mungilnya menerima goody bag kuning. Antara bahagia dan penasaran, anak lelaki 10 tahunan itu berkali-kali melihat goody bag santunan yang telah digenggamnya. Sesekali goody bag berlogo STF UIN Jakarta itu didekapnya.
Kamis (07/06/2018) itu, Ahmad dan belasan anak yatim lain layak berbahagia. Pasalnya, siang itu, mereka mendapat santunan dari lembaga sosial kemanusiaan atau Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta. Selain Ahmad dan anak yatim, puluhan janda juga mendapat santunan serupa.
Bertempat di Aula Cercondeso, Kelurahan Cidokom, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, STF UIN Jakarta menggelar santunan Ramadhan bagi belasan anak yatim dan puluhan janda dhuafa. Restu Diniyati, Ketua Pelaksana Kegiatan menuturkan, tak kurang dari 12 anak yatim dan 20 janda yang mendapat santunan hari itu.
Santunan yang diberikan, sambung Restu, merupakan titipan donasi dari kalangan donatur yang menitipkan donasinya kepada STF UIN Jakarta. Oleh STF UIN Jakarta, donasi tersebut kembali disalurkan kepada kelompok masyarakat sasaran, yatim dan janda dhuafa.
“Kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi dan berbagi kebahagiaan dalam rangka menyambut hari raya idul fitri,” tutur Restu.
Restu menambahkan, pemberian santunan kali ini melengkapi kegiatan filantropis STF UIN Jakarta di kawasan tersebut. Sebelumnya, lembaga sosial kemanusiaan ini menggelar pengobatan gratis untuk dhuafa dan pemberian peralatan sekolah dan uang saku bagi anak-anak yatim piatu di Desa Cidokom.
Sementara itu, dipilihnya Cidokom sebagai sasaran kegiatan, sambung Restu, karena secara sosial maupun ekonomi layak jadi sasaran kegiatan. Terlebih, hubungan STF UIN Jakarta dengan warga Cidokom sendiri sudah lama terjalin.
“Di Cidokom, STF UIN Jakarta memiliki tanah wakaf yang dititipkan dan diperuntukkan bagi warga setempat, lahan dan bangunan Cercondeso,” ungkapnya.
Di tepi lain, kegiatan santunan yang digelar mengundang apresiasi dari pimpinan dan tokoh masyarakat setempat. Kepala Lurah Cidokom, Sain Saputra S.T., menyampaikan rasa terimakasihnya atas kegiatan santunan yang digelar.
“Mewakili pemerintah dan warga masyarakat desa, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada STF UIN Jakarta yang mau berbagi, menyantuni warga dhuafa kami,” tuturnya.
Sain menambahkan, STF UIN Jakarta telah banyak memberdayakan warga masyarakatnya. Untuk itu, ia juga berjanji akan menjaga dan membantu pengelolaan wakaf STF UIN Jakarta, Cercondeso, yang telah lama berdiri untuk pemberdayaan masyarakat setempat.
“Kita akan gunakan lahan belakang aula Cercondeso bagi kegiatan pemilahan sampah plastik sebagai material pembuatan conblock. Nanti para pemuda karang taruna yang akan melakukannya,” katanya lagi.
Ustadz Misar Kurniawan, tokoh agama setempat, juga tak kalah berterimakasih kepada STF UIN Jakarta. Menurutnya, kegiatan santunan ST UIN Jakarta memberikan banyak manfaat bagi warga masyarakat sasaran sekaligus mengedukasi masyarakat lain untuk saling peduli dan berbagi.
“Terimakasih kepada STF UIN Jakarta, para donatur, mudah-mudahan program ini menjadi amal saleh juga kebaikan bagi warga Desa Cidokom,” ucapnya.
Wakil Direktur STF UIN Jakarta, Muhammad Zuhdi Ph.D, yang membuka kegiatan menuturkan kegiatan santunan merupakan penyampaian donasi dari sejumlah donatur yang menitipkan donasinya melalui STF UIN Jakarta. Donasi tersebut dikumpulkan STF dan disampaikan kembali dalam menyemarakkan bulan suci ramadhan.
“Sebab berbagi, melalui donasi sekecil apa pun kebaikan di bulan penuh kemuliaan ini bisa membersihkan hati, pikiran dan perbuatan, dan amal kebaikannya diterima oleh Allah SWT,” tambahnya.
Terpisah, Direktur STF UIN Jakarta Dr. Amelia Fauzia menyampaikan terimakasih bagi para donatur yang menitipkan donasinya melalui STF UIN Jakarta. Donasi yang kembali disalurkan diharap menumbuhkan efek positif bagi warga masyarakat sasaran.
Amelia juga menyampaikan terimakasih bagi relawan STF UIN Jakarta yang telah bekerja keras mengumpulkan dan menyalurkan donasi bagi warga sasaran. Ia berharap kepercayaan yang telah didapat dari donatur bisa terus dijaga dengan baik.
“Network makin luas, apresiasi dan kepercayaan orang makin baik pula. Intinya kepercayaan itu mahal harganya,” pesannya. (Triana/ZM)